Kedua karakter ini menemukan kebahagiaan dalam keindahan hal-hal sederhana, mulai dari bunga yang tumbuh di antara beton hingga kereta yang lewat di bawah jembatan. Mereka terhubung melalui cinta mereka pada buku, menghabiskan satu siang di antara rak buku yang sempit, dan Gang-Soo bahkan memberikan nomor pager-nya pada Hae-Sook dengan menulisnya di dalam sebuah novel yang dia berikan padanya. Mereka sangat bahagia bersama, dan Hae-Sook, meskipun memiliki beban yang berat sebagai ibu muda, tidak ingin merusak kebahagiaan mereka dengan mengungkapkan keadaannya yang sebenarnya.
Tidak lama kemudian, terlihat bahwa Hae-Sook tidak bisa menjadi ibu yang dia inginkan dan wanita yang pergi berkencan sekaligus. Dia merasa dilema antara kewajibannya sebagai ibu dan keinginannya untuk menghabiskan waktu dengan Gang-Soo. Dalam tekanan yang semakin meningkat, dia memutuskan hubungan dengan Gang-Soo demi kebaikan bayinya.
Setelah membaca jurnal ibunya, Ha-Koo merasa bersalah atas apa yang terjadi. Meskipun penonton tidak pernah diberikan gambaran yang jelas tentang hubungan ibu dan anak mereka, Ha-Koo sekarang memahami sisi ibunya yang sebelumnya tidak diketahui. Ha-Koo menyadari bahwa ibunya sangat mencintainya, bahkan jika itu membuatnya merasa seperti beban, dan bahwa ibunya juga sangat mencintai Gang-Soo.
Pada titik ini, Ha-Koo juga mengetahui tentang Alzheimer yang diderita oleh Gang-Soo dan bahwa ia tidak selalu mengingat pertemuan mereka. Terkadang, Gang-Soo bahkan berpikir bahwa Ha-Koo adalah ibunya. Setelah menyadari seberapa dalam cinta ibunya pada Gang-Soo, Ha-Koo memutuskan untuk berbagi jurnal tersebut dengan Gang-Soo, sehingga Gang-Soo dapat memahami sejauh mana cinta Hae-Sook padanya.
Gang-Soo tampaknya memiliki ingatan yang lebih baik tentang masa lalu daripada tentang peristiwa yang terjadi dalam hidupnya saat ini. Oleh karena itu, dia berbicara dengan Ha-Koo tentang kenangan masa lalunya setelah memberikan jurnal tersebut padanya. Gang-Soo memiliki beberapa penyesalan (dan penonton belajar bahwa pemutusan hubungan mereka tidak sesederhana yang tertulis dalam jurnal). Meskipun keduanya merindukan orang yang mereka cintai, proses penyembuhan dimulai.
Proses penyembuhan ini cukup kuat sehingga keduanya bisa melanjutkan hidup mereka. Bagi Ha-Koo, ini berarti menyadari bahwa rumah penerbitan bukan satu-satunya cara untuk mengejar minatnya pada buku, yang juga merupakan minat ibunya. Bagi Gang-Soo, ini berarti mencoba untuk membentuk kembali kenangan yang masih dia miliki sehingga tidak lagi penuh ketakutan dan penyesalan. Selain itu, antara Ha-Koo yang baru saja menemukan kebebasan dan cinta yang pernah dia hilangkan dalam hidupnya, ada api romansa yang mulai membara.
“Bruised Like a Peach” adalah drama yang tidak mencoba menghadirkan sesuatu yang baru atau menggemparkan penonton. Namun, kekuatannya terletak pada cerita yang tenang tentang cinta, penyesalan, dan perpaduan antara pilihan dan keadaan kita. Ini adalah cerita yang mengingatkan kita pada tempat-tempat ajaib di mana kita dapat menemukan apa yang kita butuhkan dalam kehidupan.
Adegan kencan yang dirancang dalam kilas balik tahun 1998 merupakan salah satu alasan kuat untuk menonton drama ini, dengan suasana yang diambil dalam nada sepia dan cahaya matahari yang memancar, yang merupakan ciri khas drama Korea yang selalu disukai oleh penonton. Jika Anda mencari drama penyembuhan namun tidak memiliki banyak waktu untuk ditonton, drama ini layak dicoba. Semoga drama ini bisa membawa kebahagiaan kepada semua penontonnya.
Komentar