Penulis: Asril Hanapi Hsb (Mahasiswa UIN Sumatera Utara)
Pengertian Makkiyah dan Madaniyyah
Makkiyah diambil dari nama kota makkah tempat islam lahir dan tumbuh. Kata makkiyah merupakan kata sifat yang disandarkan kepada kota tersebut. Dan sesuatu yang disebut makkiyah apabila ia mengandung kriteria yang berasal dari mekah atau yang berkenaan dengannya. Begitu pula dengan madaniyah, ia diambil dari nama kota madinah, tempat rasululloh berhijrah dan membangun masyarakat islam serta mengembangkan islam ke segala penjuru dunia.
Sekalipun kemudian dakwah Rasululloh melewati batas-batas wilayah kedua kota tersebut, namun mekaha dan madinah tetap mempunyai peran yang siginifikan dalam setiap proses pengembangan islam. Karenanya pengertian makkiah dan madaniyah tidak hanya terbata pada ruang linngkup tempat atau penduduk yang berdiam di kedua kota tersebut, melainkan mencakup di dalamnya priode waktu. Dari sini kemudian para ulama dalam mendefenisikan makkiyah dan madaniyah tidak hanya terpaku pada pengertian yang sangat sempit, mmelainkan juga memasukkan unsur waktu yang yak terspisahkandari sejarah Rasululloh.
Imam az-zarkasyi dalam bukunya al-burhan fi ulum al-qur’an telah menyebutkan tiga persepektif defenisi mengenai makkiyah dan madaniyah. Pertama dari persepektif masa turun didefenisikan bahwa makkiyah ialah ayat-ayat yang turun sebelum Rasululloh hijrah ke madinah, walaupun bukan turun di Mekah, sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat yang turun sesudah Rasululoh hijrah ke madinah sekalipun bukan turun di madinah. Ayat-ayat yang turun setelah peristiwa hijrah disebut Madaniyyah walaupun turun di Mekah atau arafah.
Kemudian dari persepektif tempat turun, didefenisikan bahwa Makkiyah adalah ayat-ayat yang turun di mekah dan sekitarnya seperti mina, arafah dan hudaibiyyah, sedangkan madaniyah adalah ayat-ayat yang turun di madinah dan sekitarnya, seperti uhud, quba, dan sul’a, akan tetapi terdapat celah kelemahan dari defenisi tersebut karena terdapat ayat-ayat tertentu, yang tidak diturunkan di mekah dan di madinah dan di sekitarnya. Misalnya surat at-Taubah : 42 diturunkan di tabuk, surat az-zukhruf : 45 di turunkan di tengah perjalanan antara madinah dan mekah. Kedua ayat tersebut, jika melihat defenisi kedua ini, tidak dapat dikategorikan ke dalam makkiyah dan madaniyah.
Dari persepektif objek pembicaraan (wahyu), mendenfisikan makkiyah dan madaniyah bahwa makkiyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi orang-orang mekah, sedangkan madaniyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi orang-orang madinah. Pendefinisian tersebut dirumuskan berdasarkan asumsi bahwa kebanyakan ayat a-qur’an dimulai dengan ungkapan”ya ayyuhal ladziina” yang menjadi kriteria Madaniyyah. Namun tidak selamanya asumsi ini benar. Surat al-baqarah, misalnya, termasuk kategori madaniyah, padahal di dalamnya terdapat salah satu ayat, yaitu ayat 21 dan 168 yang dimulai dengan ungkapan “ya ayyyuhan nas”. Lagi pula, banyak ayat al-qur’an yang tidak dimulai dengan dua ungkapan yang di atas.
Klasifikasi Makkiyah dan Madaniyyah
Klasifikasi Ayat-Ayat dan Surat-Surat Al-Qur’an Pada umumnya, para ulama membagi surat-surat al-Qur’an menjadi dua kelompok, yaitu surat-surat Makkiyah dan Madaniyah. Mereka berbeda pendapat dalam menetapkan jumlah masing-masing kelompoknya. Sebagian ulama mengatakan bahwa jumlah surat Makkiyah ada 94 surat, sedangkan Madaniyah ada 20 surat. Sebagian ulama lain mengatakan bahwa jumlah surat Makkiyah ada 86 surat, sedangkan yang Madaniyah ada 28 surat. Dan pendapat inilah yang dipakai di mushaf ‘Utsmani.
Perbedaan-perbedaan pendapat para ulama itu dikarenakan adanya sebagian surat yang seluruhnya ayat-ayat Makkiyyah atau Madaniyah dan ada sebagian surat lain yang tergolong Makkiyah atau Madaniyah, tetapi di dalamnya berisi sedikit ayat yang lain statusnya. Surat-surat al-Qur’an itu terbagi menjadi empat macam:
- Surat-surat Makkiyah murni, yaitu surat-surat Makkiyah yang seluruh ayat-ayatnya juga berstatus Makkiyah semua, tidak ada satupun yang Madaniyah. Contohnya surat al-Muddatsir, al-Qiyâmah, dan sebagainya
- Surat-surat Madaniyah murni, yaitu surat-surat Madaniyah yang seluruh ayat-ayatnya juga berstatus Madaniyah semua, tidak ada satupun yang Makkiyah. Contohnya surat Ali ‘Imron, al-Nisâ dan lain sebaginya
- Surat-surat Makkiyah yang berisi ayat Madaniyah, yaitu surat-surat yang sebetulnya kebanyakan ayat-ayatnya adalah Makkiyah, sehingga berstatus Makkiyah, tetapi di dalamnya ada sedikit ayatnya yang berstatus Madaniyah. Contohnya surat al-A’râf yang hampir keseluruhannya Makkiyah, kecuali ayat 163-171 termasuk Madaniyah.
- Surat-surat Madaniyah yang berisi ayat Makkiyah, yaitu surat-surat yang sebetulnya kebnyakan ayat-ayatnya adalah Madaniyah, sehingga berstatus Madaniyah, tetapi di dalamnya ada sedikit ayatnya yang berstatus Makkiyah. Contohnya surat al-Hajj yang hampir keseluruhannya Madaniyah, kecuali ayat 51- 55 termasuk Makkiyah.
Adapun surat-surat Madaniyah ada dua puluh delapan surat, yaitu:
- Al-Baqorah
- Ali Imron
- An-Nisa
- Al-Maidah
- Al-Anfal
- At-Taubah
- Aro’du
- An-Nur
- Al-Ahzab
- Muhammad
- Al- Fath
- Al-Hujrat
- Ar-Rahman
- Al-Hadid
- Al-Mujadilah
- Al-Hasyer
- Al-Mumtahanah
- Ash-Shof
- Al-Jumu’ah
- Al-Munafikun
- Al-Tagobun
- Ath-Tholaq
- At-Tahrim
- Al-Insan
- Al-Bayinah
- Al-Zalzalah
- An-Nashr
Kemudian, selain surat-surat yang telah disebutkan di atas termasuk ke dalam kategori surat Makkiyah yang semuanya berjumlah delapan puluh empat surat.
Contoh Ayat Makkiyah dan Madaniyah
- Ayat Makkiyah
اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ
Artinya: “Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan.” (QS. Al Qamar: 1).
يٰٓاَيُّهَا الْمُدَّثِّرُۙ
Artinya: “Wahai orang yang berkemul (berselimut).” (QS. Al Mudassir: 1).
- Ayat Madaniyyah
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَوْفُوا بِالْعُقُودِ ۚ أُحِلَّتْ لَكُمْ بَهِيمَةُ الْأَنْعَامِ إِلَّا مَا يُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ غَيْرَ مُحِلِّي الصَّيْدِ وَأَنْتُمْ حُرُمٌ ۗ إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ مَا يُرِيدُ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu. Dihalalkan bagi kalian binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepada kalian. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kalian sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.” (QS. Al Maidah: 1).
Download Makalah Memahami Ayat-Ayat
Makkiyah dan Madaniyah
Format Ms.Word
Komentar